TUHAN YESUS MENETAPKAN PERJAMUAN KUDUS
Roti dan anggur dalam perjamuan kudus adalah lambing tubuh dan darah Yesus. Jika dalam merayakannya kita betul-betul memahami dan menjiwai hal iut, berkat yang kita terima akan luar biasa besarnya. Di dalam perjanjian kudus ada kesembuhan dan kesehatan total bagi seluruh tubuh, jiwa dan roh kita.
Di manakah perjamuan kudus yang pertama dilaksanakan?
(Matius26:18, 19)
Menurut Yesus, roti dan anggur sesungguhnya melambangkan apa?
(Matius 26:26-28)
Bilakah Yesus akan mengambil bagian dalam perjamuan kudus kembali?
(Matius 26:29)
Sebelum mati disalib, Yesus ikut mengambil bagian dalam perjamuan Paskah bersama para murid-Nya. Inilah asa1 mula perjamuan kudus yang kita kenal sekarang ini. Yesus menyatakan bahwa roti itu melambangkan daging-tubuh-Nya yang terohek-rohek, dan anggur itu melambangkan darah-Nya yang ditumpahkan demi kepentingan kita. Sebelumnya, hal itu sudah dinubuatkan melalui daging dan darah anak domba Paskah pada waktu bangsa Israel keluar dari Mesir 1400 tahun sebelumnya.
Yesus datang ke bumi untuk menjadi manna atau "makanan" rohani bagi kita. Pelajaran ini akan mengajar kita bagaimana daging dan darah Yesus telah menjadi makanan kita.
Yesus adalah Makanan bagi Roh Kita
Karena dosa Adam dan Hawa, roh manusia mati. Persekutuan manusia dengan Allah terputus, dan karena itu akhirnya tubuh jasmani manusia harus mati dan dibuang ke dalam lautan apt serta belerang.
Untuk membangkitkan keadaan manusia yang mati, Yesus Kristus sebagai Putra Tunggal Allah datang ke bumi kita ini berbungkuskan daging manusia, dan menumpahkan darah-Nya. Penyaliban dan kebangkitan-Nya menjadi kuasa kehidupan untuk membangkitkan roh kita yang mati, karena melaluinya ia membayar hutang dosa yang seharusnya kita bayar sendiri.
Karena hutang itu sudah dibayar, kini bila kita berseru memanggil nama Yesus, Roh Kudus akan memasuki kehidupan kita, dan kita pun menerima kehidupan kekal. Dengan memakan daging-Nya dan meminum darah-Nya pada meja perjamuan kudus itu, kini kita dimungkinkan untuk mendapatkan persekutuan rohani yang baru bersama Allah.
Yesus adalah makanan bagi roh kita. Setiap hari kita harus "memakan" Dia. Dalam dunia yang bagaikan padang gurun ini, Yesus adalah manna rohani kita. Kita harus menyambut Dia, bergantung kepada-Nya, dan memakan Firman-Nya secara teratur, supaya setiap hari rohani kita diperbarui. Bila hal itu kita laksanakan, kehidupan-Nya akan mengalir ke dalam diri kita, dan kita dapat hidup berkemenangan serta dibekali oleh iman dan kuasa yang tidak dikenal oleh orang duniawi.
Yesus adalah Makanan untuk Akal Kita
Perjamuan kudus yang melambangkan daging dan darah Yesus itu juga merupakan makanan bagi akal pikiran orang percaya. Akal pikiran manusia terdiri atas inteiek, emosi, dan kemauan. Manusia duniawi atau orang yang belum bertobat-hidup oleh kekuatan inteiek yang didapatkan melalui panca indera mereka. Tetapi kita para percaya berusaha hidup oleh hikmat ilahi yang merupakan pengetahuan-yang-diwahyukan dari atas. Bila secara teratur kita tetap terus-menerus memakan Dia, Allah pun memberikan pengetahuan-yang-diwahyukan itu secara terus-menerus.
Melalui pengetahuan yang diwahyukan dari atas itu pandangan kita terhadap dunia dan gagasan kita tentang kehidupan, masyarakat, serta sejarah menjadi sangat berbeda dengan pandangan yang dimiliki oleh mereka yang tidak percaya. Kita tahu bahwa Allah mencipta langit dan bumi. Kita juga tahu bahwa kita adalah makhluk ciptaan-Nya. Itulah sebabnya kita harus hidup sesuai dengan perintah-Nya, sebagaimana yang tersurat dalam Firman-Nya. Kita juga memandang sejarah manusia sebagai campur tangan Allah secara berdaulat dan rencana penebusan-Nya bagi umat manusia. Kematian jasmani ini pun kita pandang sebagai pintu masuk ke dalam surga kekal yang telah disediakan bagi kita.
Dengan percaya kepada Yesus, Dia juga menjadi makanan utama bagi emosi kita. Perasaan yang merusak misalnya kebencian, ketakutan, frustrasi, kemarahan, kecemburuan, dan kedengkian yang bercokol di dalam hati kita akan diubahkan menjadi kasih, pengharapan, dan iman. Suka cita dan kemurahan juga akan memancar dari dalam hati kita.
Daging dan darah Yesus juga menjadi makanan bagi kemauan (kehendak) kita. Sebelum percaya kepada Yesus, kita dikuasai oleh ketamakan. Kita tidak mampu mengendalikan inteiek, emosi, dan kemauan kita, serta menundukkannya kepada kehendak Allah. Kita benar-benar tidak mampu menaklukkan akal-pikiran kita yang kotor dan rusak. Tetapi bila kita memakan tubuh Yesus, kehidupan-Nya akan mengalir ke dalam diri kita. Selanjutnya setiap hari Dia memberi kita kemampuan mengendalikan kehendak kita, sehingga dari keadaan yang berpusatkan-pada-diri-sendiri kita diubahkan secara bertahap menjadi orang yang berpusatkan-pada-Allah. Kita pun menjadi orang yang menaruh minat terhadap kepentingan orang lain, bukan hanya kepentingan diri sendiri.
Jadi Yesus Kristus menjadi makanan bagi intelek, emosi, dan kehendak kita. Saya mendorong Anda mengulurkan tangan rohani Anda sekali lagi untuk mendapatkan apa pun yang Anda perlukan dari seluruh kekayaan yang disediakan-Nya, pada saat Anda merayakan perjamuan kudus.
Yesus Kristus adalah Makanan bagi Tubuh Kita
Pada waktu Adam dan Hawa berdosa, Allah mengutuk tanah;
"........ terkutuklah tanah karena. engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duPri yang akan dihasilkannya bagimu..." (Kejadian 3:17, 18).
Tetapi pada waktu Yesus menanggung dosa-dosa kita di Kalvari, kutuk kita telah disingkirkan. Alkitab mencatat :
"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada. tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13)
Bila kita menjiwai makna perjamuan Kudus, bahwa roti itu adalah lambang tubuh Kristus dan anggur itu lambang darahNya, kita akan mendapatkan manfaat besar dari sakramen itu. Tuhan akan memerdekakan kita dari belenggu kutuk dan membebaskan kita dari semak duri maupun rumput duri yang menyusahkan itu. Orang yang memakan daging-Nya dan meminum darah-Nya benar-benar diberkati.
Yesus juga menanggung penyakit-penyakit kita, dan dengan kuasa kesembuhan-Nya la menjaga kita sehingga tetap sehat walafiat sementara kita hidup di dunia ini. la memikul penyakit dan kesakitan kita sehingga kita dapat hidup sehat. Yesus benar-benar manna rohani bagi kesehatan kita.
Dalam mengadakan perjamuan kudus kita hams teringat satu hal ini. Sebelum disalib Yesus mengambil roti dan mengucap syukur. Setelah itu la menyuruh para murid memakannya.
Kita diperintahkan mengadakan perjamuan kudus sesering mungkin sebagai peringatan terhadap diri-Nya, karena hal itu melambangkan segala sesuatu yang disediakan Tuhan untuk keperluan tubuh, jiwa, dan roh kita. Kita pun hams menyampaikan kabar baik itu kepada orang lain, supaya mereka juga dapat menjadi orang Kristen yang sehat tubuh, jiwa, dan rohnya dengan jalan mengadakan perjamuan kudus.
Dengan apakah Yesus mempersamakan diri-Nya?
(Yohanes 6:35)
Apakah tujuan perjamuan kudus itu?
(IKorintus 11:24-26)
Sebelum mengadakan perjamuan Kudus, hagaimanakah sikap yang seharusnya kita miliki?
(IKorinlus 11:28)
Catatan :
1. Mengadakan perjamuan kudus merupakan keharusan dan sekaligus hak istimewa bagi orang percaya. Marilah kita senantiasa mengambil waktu mempersiapkan hari kita sebelum menerima lambang tubuh-Nya yang dihancurkan dan darah-Nya yang ditumpahkan itu. Dengan demikian kita akan senantiasa menerima apa pun yang kita perlukan dari Tuhan, dan akan diberkati secara luar biasa.
2. Perjamuan kudus yang sejati adalah perjamuan yang nyata dengan Allah, danpersekutuan bersama dengan sesama orang percaya. Melalui perjamuan kudus, marilah kita meneguhkan atau meneguhkan-ulang hubungan yang benar dengan Allah dan dengan sesama orang percaya. Dengan demikian kita dapat menjadi kuat secara fisik maupun rohani.