Penanganan saat serangan jantung
Oleh : Dr J Nugroho SpJP,FIHA Departemen kardiologi dan vaskuler
RSUD Dr Soetomo, FK UNAIR
E-mail : nugicardio1@yahaoo.com,
Mobile :081 2304 8294, Mobile Fax 081 2304 8295
Fax : 031-8484065
Pada masa kini terjadi perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menuju ke penyakit degeneratif. Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menyebabkan permasalahan nasional maupun internasional. Jumlah penyakit jantung koroner meningkat seiring dengan meningkatnya modernitas. Jumlah kematian akibat penyakit jantung koroner menduduki tempat teratas baik tingkat nasional dan internasional. Penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup. Faktor-faktor pemicu serangan jantung ialah merokok, mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi, kurang gerak, malas berolahraga, stres, dan kurang istirahat. Serangan jantung seringkali terjadi mendadak walaupun biasanya didapatkan tanda tanda sakit dada yang hilang timbul. Penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan.
Apakah itu penyakit jantung ?
Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu organ jantung dan sistem pembuluh darah atau.Kelainan yang dapat menyerang pada bagian-bagian jantung seperti otot (miokarditis, kardiomiopati, gagal jantung) , kleb atau katub ( penyakit jantung rematik, kleb bocor atau kleb menyempit) , syaraf Gangguan irama jantung, selaput jantung ( perikarditis), pembuluh darah koroner (penyakit jantung koroner), kelainan jantung bawaan (VSD, ASD (sekat bocor)). Penyakit jantung koroner merupakan yang paling sering di derita orang-orang. Penyakit ini menyerang pembuluh darah dan dapat menyebabkan serangan jantung. Serangan jantung dikarenakan pembuluh darah koroner yang tersumbat atau menyempit berat, yang menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi ke jantung, sehingga otot jantung kekurangan oksigen dan nutrien. Proses ini dapat mengakibatkan komplikasi yang fatal.
Memasuki usia 40 tahunan bagi pria, mulai perlu mewaspadai adanya resiko terhadap penyakit jantung koroner. Saat ini mulai didapatkan penderita laki laki mulai banyak mengalami serangan jantung di usia 30 tahunan dan pernah kami rawat penderita usia 23 tahun sudah menderita penyakit ini Bagi wanita, memasuki usia 50 tahunan menjelang atau setelah menopause mulai menyusul pria dalam hal resiko penyakit jantung koroner. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga atau secara genetik atau keturunan yaitu mempunyai orang tua yang menderita penyakit jantung koroner pada usia yang lebih dini. Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya kadar gula darah, namun karena kondisi komplikasi jantung. Resiko penyakit jantung yang lain yaitu merokok , tekanan darah tinggi (hipertensi), hiperkolesterolemia, kegemukan (obesitas sentral / perut buncit adalah bentuk dari kegemukan), gaya hidup buruk, stress.
Apa dan bagaimana orang terkena serangan Jantung?
Serangan jantung adalah suatu kondisi berkurangnya aliran darah ke otot jantung secara tiba-tiba yang terjadi ketika pembuluh darah koroner tersumbat beberapa saat, entah akibat spasme - mengencangnya pembuluh darah koroner - atau akibat penggumpalan darah - thrombus. Akibat berhentinya aliran darah atau kurangnya aliran darah menuju otot jantung akan mengakibatkan sakit dada atau disebut angina pektoris. Angina pektoris atau sakit dada karena jantung koroner biasanya dirasakan seperti sakit yang tumpul seperti ditimpa beban berat atau seperti terikat dadanya, posisi sakit dirasakan didada bagian tengah atau kiri dan kadang kadang menjalar ke leher atau ke lengan kiri bagian dalam. Walaupun kadang kadang timbul gejala yang lain seperti sakit di leher atau seperti tercekik dan kadang kadang sakit seperti orang masuk angin. Sakit dada atau angina dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 menit akan tetapi bila penyakit semakin memberat maka sakit dada akan berlangsung terus menerus lebih dari 20 menit, kalau angina terjadi seperti itu maka kondisi ini disebut sebagai serangan jantung akut. Keluhan ini sering kali disertai dengan keluhan lainnya seperti keringat dingin, mual muntah, lemas, berdebar-debar dan yang paling parah disertai pingsan atau tidak sadar. Apabila aliran darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung mengalami kerusakan disebut infark. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan sakit dada sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia). Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (odema paru).
Bagaimanapun, salah sekali pendapat bahwa sebuah serangan jantung datang seperti petir di siang bolong. Serangan jantung adalah puncak bencana dari sebuah proses yang berlangsung kronis atau lama. Tanda-tanda peringatan dini begitu subyektif dan begitu tersamar, sehingga dengan pemeriksaan yang sederhana kadang kadang tidak diketemukan.
Berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan, seorang dokter akan menelusuri dengan menyakan keluhan sakit dada seperti apa, berapa lama dan dimana rasa sakit dadanya dan kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Apabila tedapat fasilitas yang lengkap seperti di rumah sakit maka akan dilanjutkan pemeriksaan penunjang seperti di rekam jantung dengan EKG dan dilakukan pemeriksaa darah untuk mengetahui kerusakan otot jantung dengan memeriksa enzim jantung. Apabila 2 dari 3 kriteria terpenuhi seperi angina pektoris, kelainan EKG, kelainan enzim jantung maka diagnosa serangan jantung akut dapat ditegakkan.
Bagaimana penanganan serangan jantung?
Kalau didapatkan angina pektoris di rumah atau tempat kerja atau tempat lain sebelum sampai rumah sakit, bagi penderita yang mempunyai obat seperti nitrat maka segera diambil 1 tablet dan ditaruh bawah lidah maka obat akan segera diserap dalam darah dan sakit dada lebih reda atau hilang. Akan tetapi bila sakit dada masih berlangsung terus maka disarankan segera ke unit gawat darurat di rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan yang lebih baik.
Apabila penderita serangan jantung akut berada dalam rumah sakit maka akan segera mendapat oksigen , diinfus dan diberi beberapa obat yaitu asetosal atau aspirin dan colpidogrel sebagai pengencer arah, nitrat untuk melebarkan pembuluh darah koroner, morfin untuk menghilangkan rasa sakit dan melebarkan pembuluh darah. Apabila terjadi sumbatan total maka akan diberikan obat peluntur gumpalan darah yaitu streptokinase atau di rumah sakit yang lengkap maka sumbatan total akan dibuka dengan cara kateterisasi, apabila dengan kateterisasi tidak mampu maka dapat dilakukan bedah bypass.
Bagaimana rehabilitasi paska serangan jantung koroner?
Penderita jantung koroner setelah mendapatkan pengobatan yang optimal maka akan dilakukan rehabilitasi jantung. Hal ini penting sekali karena secara psikologis dan fisik penderita perlu beradaptasi terhadap aktivitasnya dan tidaklah sedikit yang takut untuk melakukan aktivitas karena takut terkena serangan jantung lagi. Rehabilitasi jantung berfungsi untuk melatih penderita untuk melakukan aktivitas secara bertahap sesuai kemampuan dan dikontrol oleh tenaga medis.
Rehabilitasi jantung mulai dilakukan di rumah sakit sejak penderita dirawat. Setelah kondisi mulai stabil di ICCU penderita mulai dilatih untuk gerakan pasif. Setelah pindah di ruangan perawatan biasa maka penderita dilatih secara bertahap untuk aktivitas disekitar ruangan. Setelah penderita pulang, rehabilitasi jantung dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas rehabilitasi yang lengkap dan diawasi oleh para instruktur dan petugas medis. Penderita dapat melakukan rehabilitasi di rumah dengan melakukan olah raga yang ringan dulu yaitu jalan kaki dan dibatasi bila timbul keluhan seperti sesak atau sakit dada. Olah raga dimulai dengan waktu yang sebentar dahulu kurang lebih 10-15 menit dan bila sudah semakin lama maka dapat menambah waktu olah raga. Akan tetapi sebaiknya selalu konsultasi dengan dokter jantung yang merawat karena dokter akan tahu kemampuan penderita dengan melihat derajat penyakitnya.
Kiat mencegah penyakit jantung koroner
1. Kurangi makanan berlemak
Makanan yang memiliki tingkat lemak yang tinggi / berlebihan (seperti junk food, sea food, susu berlemak tinggi, goreng-gorengan, dan sebagainya) dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Kondisi tersebut memudahkan terjadinya sumbatan dan serangan jantung.
2. Hindari obesitas (kelebihan berat badan)
Berat badan berlebih sering menjadi penyebab dari hipertensi dan tingginya kolesterol dalam darah. Seseorang yang memiliki berat badan berlebih lebih rentan terkena resiko jika dibandingkan dengan yang memiliki berat badan ideal.
3. Hindari rokok
Dengan merokok, racun yang ada di dalamnya juga ikut masuk ke dalam tubuh. Selain itu, merokok dapat menurunkan kadar HDL (High Density Lipoprotein), yaitu kolesterol yang baik. Dengan demikian, resiko serangan jantung pun bertambah.
4. Kontrol tekanan darah
Jika seseorang memiliki tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, maka ia dapat dinyatakan menderita tekanan darah tinggi. Dan ia akan beresiko terkena serangan jantung, karena pembuluh darah arteri menjadi rusak bila darah dipompa dengan tekanan tinggi dalam jangka waktu bertahun-tahun. Di jantung, pembuluh darah arteri yang rusak akan menyempit dan mempermudah terjadinya pembekuan, sehingga peredaran darah tersumbat dan timbul serangan jantung. Menurunkan tekanan darah dapat dilakukan dengan mengurangi berat badan, mengurangi konsumsi garam, berhenti minum alkohol, dan jauhkan diri dari makanan yang berkolesterol tinggi.
5. Berolahraga secara teratur
Berolahraga secara teratur dapat membantu melindungi tubuh dari serangan jantung. Frekuensi dan lama latihan secara teratur memberi dampak positif bagi tubuh. Hindari
berolahraga dengan cara yang berlebihan, karena justru dapat menambah beban jantung. dan akibatnya bukan manfaat yang didapat tetapi petaka yang datang karena tidak mengindahkan cara yang benar untuk berolah raga.
file http://groups.yahoo.com/group/clubjantungsehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar